profil

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Prodi PGMI 2012

Senin, 17 November 2014

Tugas Aplikom 8


Makalah Perencanaan Pembelajaran


I.         PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar terlebih dahulu akan ditanyakan kenapa manusia itu melakukan proses pembelajaran? Hal ini berkaitan dengan tujuan dari orang atau manusia itu dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun dengan kata lain tujuan disini adalah sebuah kebutuhan manusia yang secara lahiriah maupun batiniah harus tercapai. Dalam proses pembelajaran, manusia juga memiliki kebutuhan agar dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana.

Tujuan manusia belajar tentunya adalah untuk menjadi lebih baik, sehingga kelak ilmu yang mereka peroleh melalui proses belajar dan mengajar dapat diterapkan dalam kehidupannya. Demi mencapai tujuan tersebut, maka sebelum memulai proses belajar seorang pendidik perlu menganalisis kemampuan awal pebelajar terlebih dahulu terhadap kebutuhan masing-masing peserta didiknya, baik itu secara individual ataupun kelompok, agar apa yang disampaikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didiknya serta tercapai tujuan yang telah direncanakan.[1]





II.      RUMUSAN MASALAH

A.       Apa pengertian kemampuan awal dan karakteristik peserta didik ?

B.       Apa teknik-teknik untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik ?

C.       Apa tujuan mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik bagi guru ?

D.       Bagaimana contoh  instrumen untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik ?











III.   PEMBAHASAN

A.       Pengertian kemampuan awal dan karakteristik peserta didik

Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses pendidikan. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik. Karenanya kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilambangkan dengan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.[2]

Kemampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama hidupnya, dan apa yang dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru. Menurut Rebber (1988) dalam Muhibbin Syah (2006: 121) yang mengatakan bahwa “kemampuan awal prasyarat awal untuk mengetahui adanya perubahan”

Gerlach dan Ely dalam Harjanto (2006:128) “Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal”. Kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Senada disampaikan Gagne dalam Nana Sudjana (1996:158) menyatakan bahwa “kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam pembelajaran, kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi.” Jadi seorang siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai kemampuan awal dalam proses pembelajaran.[3]

        Esensinya  tidak ada peserta didik dimuka bumi ini benar-benar sama. Hal ini bermakna bahwa masing-masing peserta didik memiliki krakteristik tersendiri. Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita. Karena itu, upaya memahami perkembangan peserta didik harus dikaitkan atau disesuaikan dengan karakteristik siswa itu sendiri. Utamanya, pemahaman peserta didik bersifat individual, meski pemahaman atas karakteristik dominan mereka ketika berada di dalam kelompok juga menjadi penting. Ada empat hal dominan dari karakteristik siswa :

1.    Kemampuan dasar, misalnya kemampuan kognitif atau intelektual, afektif dan psikomotor.

2.    Latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama, dan sebagainya.

3.    Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.

4.    Cita-cita, pendapat ke depan, keyakinan diri, daya tahan, dan lain-lain. [4]



Terdapat beberapa pendapat tentang arti dari karakteristik, yakni:

a. Menurut Tadkiroatun Musfiroh, karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).

b. Menurut Sudirman Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.

c. Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.

d.  Ron Kurtus dalam berpendapat bahwa karakter  adalah satu set tingkah laku atau perilaku (behavior) dari seseorang sehingga dari perilakunya tersebut, orang akan mengenalnya “ia seperti apa”. Menurutnya, karakter akan menentukan kemampuan seseorang untuk mencapai cita-citanya dengan efektif, kemampuan untuk berlaku jujur dan berterus terang kepada orang lain serta kemampuan untuk taat terhadap tata tertib dan aturan yang ada.



Karakter seseorang baik disengaja atau tidak, didapatkan dari orang lain yang sering berada di dekatnya atau yang sering mempengaruhinya, kemudian ia mulai meniru untuk melakukannya. Oleh karena itu, seorang anak yang masih polos sering kali akan mengikuti tingkah laku orang tuanya atau teman mainnya, bahkan pengasuhnya. Erat kaitan dengan masalah ini, seorang psikolog berpendapat bahwa karakter berbeda dengan kepribadian, karena kepribadian merupakan sifat yang dibawa sejak lahir dengan kata lain kepribadian bersifat genetis.[5]

Setiap indvidu memikliki ciri dan sifat atau ktakteristik bawaan dan karakteristik yang di peroleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang di miliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun fakor sosial psikologis.

Pada masa lalu ada keyakinan, kepribadian terbawa oleh pembawaan dan lingkungan, merupakan dua faktor yang terbentuk karena fakor terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri.

Namun kemudian makin di sadari bahwa apa yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang, atau apa yang dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang di turunkan dan pengaruh lingkungan.[6]



B.       Teknik-teknik untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik

Teknik-teknik untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karateristik peserta didik :





1.    Wawancara

Suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung. Wawancara dapat bersifat langsung, yaitu apabila yang akan dikumpulkan langsung diperoleh dari individu yang bersangkutan. Misal, wawancara dengan murid untuk memperoleh keterangan mengenai dirinya.

Wawancara bersifat tidak langsung, apabila wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain. Misal, wawancara dengan orang tua murid untuk memperoleh keterangan mengenai anaknya. Juga wawancara bersifat insidentil yaitu apabila wawacara dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlu. Dan dapat bersifat berencana, apabila dilaksanakan secara berencana pada waktu-waktu yang tealah ditetapkan.[7]

2.      Observasi

Merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik di sekolah maupun  di luar sekolah. Observasi merupakan salah satu teknik yang sederhana dan tidak memerluakan keahlian yang luar biasa.

Ada beberapa keuntungan dari observasi sebagai alat pengumpul data antara lain :

a)         Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh data berbagai aspek tingkah laku.

b)        Bagi observant (yang diobservasi) hal ini lebih meringankan dibandingkan dengan apabila mereka disuruh mengisi angket atau menjawab pertanyaan.

c)         Teknik observasi memungkinkan dilakukan pencatatan yang serempak dengan terjadinya gejala atau kejadian penting.

d)        Observasi dapat merupakan teknik untuk mengecek data yang diperoleh dengan teknik lain, seperti wawancara, angket dan sebagainya.

e)         Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat untuk memperoleh data.

f)         Dengan observasi dapat diperoleh data gejala atau kejadian yang sebenarnya dan langsung.

Di samping keuntungan, ada beberapa kelemahan observasi, antara lain :

a)         Banyak hal yang tidak dapat diungkapkan dengan observasi, seperti misalnya kehidupan pribadi yang bersifat rahasia.

b)        Apabila murid mengetahui bahwa ia sedang diobservasi, mungkin sakali ia melakukan kegiatan yang tidak wajar lagi.

c)         Observasi banyak tergantung dari faktor-faktor yang tidak terkontrol.

d)        Faktor subjektivitas observer sukar untuk dihindarkan. [8]

3.    Angket atau daftar isian

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Jika wawancara dilakukan dengan komunikasi secara lisan, maka dalam angket komunikasi tersebut dilakukan secara tertulis. Data yang ingin dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan secara tertulis dan responden memberikan jawaban secara tertulis pula.

Seperti halnya dalam wawancara, angketpun dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Angket bersifat langsung jika angket diberikan kepada responden untuk meminta keterangan mengenai dirinya. Misalnya angket kepada murid untuk memperoleh keterangan mengenai diri mereka. Angket tidak langsung jika disampaikan kepada responden untuk meminta keterangan mengenai orang lain. Misal angket diberikan kepada orang tua untuk memperoleh keterangan mengenai anaknya. Dalam hal tertentu angket memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan dengan wawancara. [9]



C.       Tujuan mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik bagi guru

Identifikasi kemampuan awal dan karakteristik adalah salah satu upaya para guru yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu. Tahapan ini dipandang begitu perlu mengingat banyak pertimbangan seperti: peserta didik, perkembangan sosial budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan program pendidikan atau pembelajaran tertentu yang akan di ikuti peserta didik.

Tujuan mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik :

a.       Peserta didik memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu.

b.      Menyeleksi tuntutan, bakat, minat kemampuan,serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan di ikuti mereka.

c.       Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.

Untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dapat dilakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Tes yang diberikan dapat berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan paduan kurikulum. Selain itu pendidik dapat melakukan wawancara, observasi kepada peserta ddik, serta guru yang biasa mengampu pelajaran tersebut.[10]















D.       Contoh  instrumen untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karaktersitik peserta didik

Berikut Contoh  instrumen untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karaktersitik peserta didik. [11]






IV.   KESIMPULAN

1.      Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.

2.      Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita.

3.      Teknik-teknik untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik adalah wawancara, observasi, angket / daftar isian.

4.      Tujuan mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik bagi guru

a.       Peserta didik memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu.

b.      Menyeleksi tuntutan, bakat, minat kemampuan,serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan di ikuti mereka.

c.       Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.



V.      PENUTUP

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, kami menyadari makalah yang kami susun jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.









[1] http://merahberseri.blogspot.com/2013/07/kemampuan-awal-pebelajar.htm, dikases pada tanggal 19 september 2014 pukul 09:15 WIB

[2] http:// kemampuan awal dan karakteristik peserta didik _ Islamic Centre.htm / diakses pada tanggal 25 September pukul 21.00 WIB

[3] http: //sainsedutainment.blogspot.com/2011/04/kemampuan-awal-prior-knowledge.htm/ diakses pada tanggal 25 September pukul 21.00 WIB

[4]Sudarwan Danim,  perkembangan peserta didik, (Bandung :alfabeta,2011). Hal 4

 [5] http// kemampuan awal dan karakteristik peserta didik _ Islamic Centre.htm / diakses pada tanggal 25 September pukul 21.00 WIB

[6] Sunarto dan Agung Hartono, perkembangan peserta didik, (jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) hal 4-5


[7]  Moh. Surya BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DI SEKOLAH (Bandung: CV ILMU, 2003) hal 50


[8] Moh. Surya BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DI SEKOLAH ....... hal 51-53

[9] Moh. Surya BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DI SEKOLAH......... hal 55


Tugas Aplikom 8 Artikel umum

  Benarkah akan jadi Bodoh bila terlalu sering minum Kopi??

Kalau minum kopi secukupnya, otak akan terangsang untuk melancarkan proses pencernaan dan peredaran darah. Makanya bila minum kopi pada saat ngantuk atau lelah, kepala akan terasa ringan dan daya konsentrasi pun meningkat. Tetapi karena kopi memperlambat waktu bagi otak untuk menerima informasi baru, kita akan merasa otak menjadi lamban.

Lagi pula, kecepatan tubuh menghancurkan kafein pada anak lebih lama daripada orang dewasa. Karena itu, lebih baik anak- anak menghindarinya. Menurut hasil penelitian, bila anak minum kopi bersama kola dan cokelat, kemampan belajarnya akan menurun.